TfCiGfz8TpAlGpriBSY7TSO6BA==

Karakter Anak Usia Sekolah Dasar dan Peran Guru serta Orang Tua dalam Pembinaan

Karakter Anak MI/SD dan Peran Guru serta Orang Tua dalam Pembinaan

Anak usia Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau Sekolah Dasar (SD) berada pada rentang usia ± 6–12 tahun, yang dikenal sebagai fase middle childhood. Pada masa ini, perkembangan fisik, kognitif, sosial, emosional, dan moral berlangsung pesat. Menurut Piaget, anak berada pada tahap operasional konkret, di mana mereka mulai mampu berpikir logis tetapi masih bergantung pada pengalaman nyata (Piaget, 1972). Peran guru dan orang tua menjadi kunci dalam membimbing mereka agar tumbuh menjadi generasi berilmu, berakhlak mulia, dan mandiri.

Karakter Anak MI/SD Menurut Penelitian Terbaru

Karakter anak usia Madrasah Ibtidaiyah (MI) / Sekolah Dasar (SD) berada di rentang usia ± 6–12 tahun. Pada tahap ini mereka ada dalam fase perkembangan "middle childhood" yang punya ciri khas tertentu secara fisik, kognitif, sosial, dan spiritual.


Karakter anak usia Madrasah Ibtidaiyah (MI) / Sekolah Dasar (SD) berada di rentang usia ± 6–12 tahun. Pada tahap ini mereka ada dalam fase perkembangan "middle childhood" yang punya ciri khas tertentu secara fisik, kognitif, sosial, dan spiritual.

Karakter Anak Usia Sekolah Dasar

1. Rasa Ingin Tahu Tinggi

Anak sangat suka bertanya “mengapa” dan “bagaimana”.

Sering mencoba hal baru walau kadang belum memahami resikonya.

Perlu diarahkan agar rasa ingin tahunya mengarah pada hal positif.

2. Mulai Mampu Berpikir Logis Sederhana

Mulai mengerti hubungan sebab-akibat.

Bisa memecahkan masalah sederhana.

Menyukai permainan yang melibatkan strategi atau aturan.


3. Senang Belajar Melalui Pengalaman

Lebih cepat paham jika belajar sambil praktik atau bermain.

Menyukai aktivitas langsung, seperti eksperimen, menggambar, atau membuat karya.

Mulai Peka terhadap Aturan

Menyukai permainan yang punya aturan jelas.

Cenderung merasa bangga jika taat aturan.

Perlu diajarkan alasan di balik aturan agar tidak taat karena takut saja.

5. Mudah Meniru

Anak belajar banyak dari melihat perilaku orang dewasa.

Apa yang sering dilihat di rumah atau sekolah akan cepat ditiru.

Penting memberi contoh akhlak dan sopan santun.

6. Butuh Pengakuan dan Pujian

Sangat senang jika hasil karyanya dihargai.

Lebih termotivasi jika mendapatkan pujian atau penghargaan.

Perlu diarahkan agar tidak hanya belajar demi pujian, tapi juga demi kebaikan.7

7. Mulai Memiliki Rasa Tanggung Jawab

Bisa diberi tugas rumah atau tugas sekolah sederhana.

Perlu bimbingan agar konsisten menyelesaikan tugas.

Senang Bergaul dan Bekerja Sama

Mulai memahami pentingnya teman.

Menikmati kerja kelompok dan kegiatan bersama.

Perlu diarahkan untuk menghargai perbedaan.9

9. Masih Butuh Pendampingan Moral

Nilai benar dan salah masih berkembang.

Perlu penanaman akhlak Islami secara konsisten.

Hadis Nabi ï·º:

Ù…َرُوا Ø£َÙˆْÙ„َادَÙƒُÙ…ْ بِالصَّÙ„َاةِ ÙˆَÙ‡ُÙ…ْ Ø£َبْÙ†َاءُ سَبْعِ سِÙ†ِينَ
“Perintahkan anak-anak kalian shalat di usia tujuh tahun.” (HR. Abu Dawud)

10. Imajinasi Masih Kuat

Suka berkhayal dan bermain peran.

Imajinasi ini dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran kreatif seperti drama atau cerita Islami


Karakter anak usia MI/SD sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekolah dan rumah. Guru dan orang tua harus bersinergi membentuk generasi yang cerdas, berakhlak, dan beriman. Dengan pendekatan yang tepat, anak tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki pondasi moral dan spiritual yang kokoh.


Komentar0

Type above and press Enter to search.