Banner 1

Kamus Istilah Fikih Tematik Tingkat Tsanawiyyah


Kamus Istilah Fikih Tematik Tingkat Tsanawiyyah

“Fiqih adalah ilmu yang menerangkan segala hukum syara ’ yang berkaitan dengan amaliyah orang mukhalafyang dininsibathkan dari dalil- dalil yang terperinci. ”

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan kamus Fiqih ini yang membahas tentang istilah-istilah yang ada di dalam fiqih. Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Besar Muhammad saw. beserta sahabat dan keluarganya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini, semoga Allah SWT membalas amal kebaikannya. Amiin. Penulis berharap semoga kamus ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca terutama teman-teman mahasiswa agar dapat menjadi pedoman dalam pembelajaran dikelas yang akan dilakukannya kelak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kamus ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk bisa menjadi lebih baik lagi.

Penyusun, Arifatun Ilmia

 

BAB I PENYEMBELIHAN

Al-Dzakah                    : wewangian, halal, lezat, manis dan sempurna.

Mumayiz                       : orang yang sudah dapat membedakan antara perkara yang baik dan buruk, sesuatu yang salah dan benar.

Ta’abudi                        : tata cara penyembelihannya sudah ditentukan oleh syari’at.

Maqdur Alaih               : penyembelihan atas hewan yang dapat disembelih lehernya.

Ghairu Maqdur ‘Alaih : penyembelihan yang tidak dapat disembelih lehernya karena liar.

Nahr                              : penyembelihan yang ditujukan pada bagian pangkal leher di atas dada dan dengan cara zabh.

Zabh                              : penyembelihan yang ditujukan pada ujung pangkal leher sehingga dapat melenyapkan nyawa hewan.

Hayyat Mustaqirrah      : masih bernyawa.

Halq                              : leher bagian atas.

Labbah                          : leher bagian bawah.

Hulqum                         : jalan keluarnya nafas.

Al Mari’                        : jalur makanan dan minuman dari leher hingga lambung.

Al wajdain                    : dua otot yangberada di lipatan leher.

Bangkai                         : hewan yang matinya tanpa disembelih tidak berdasarkan syariat.

Mustahab                      : hukum yang membolehkan atau menganjurkan untuk melakukan suatu perkara.

 

BAB II QURBAN dan AQIQAH

Qurban                          : menyembelih binatang ternak yang memenuhi syarat tertentu yang dilakukan pada Hari Raya (selepas salat hari raya idul adha) dan harihari tasyrik yaitu, 11, 12, dan 13 Zulhijjah semata-mata untuk beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.

Udliyyah                       : sembelihan atau hewan sembelihan.

Bahiimatul Al An`aam : hewan yang diternakkan untuk diperah.

Baligh                           : kedewasaan seseorang (muslim) yang bagi laki-laki ditandai dengan keluar air manidan bagoi perempuan ditandai dengan haid.

Yaumun Nahr               : hari raya qurban.

Mudlohi                        : orang yang berqurban.

Makruh                         : suatu amal atau tindakan yang meskipun tidak haram namun meninggalkannya lebih baik daripada melakukannya.

Fakir Miskin                  : orang –orang yang sangat sengsara hidupnya.

Hikmah                         : pengetahuan tenatng hakekat sesuatu yang berasal dari anugerah Allah.

Aqiqah                          : menyembelih binatang ternak berkenaan dengan kelahiran anak sesuai dengan ketentuan syara’ sebagai bukti rasa syukur kepada Allah swt.

Mentahnik                     : mengunyah kurma sampai lembut lalu meletakkanya pada rongga mulut bagian atas si bayi seraya mengoles ngolesnya.

Taqarub                         : pendekatan diri kepada Allah swt.

Mukallaf                       : orang dewasaa yang telah dikenai kewajiban untuk menjalankan hukum agama.

Musinnah                      : binatang yang mencapai umur tertentu sehingga dibolehkan untuk berkurban.

Nahr                              : hari penyembelihan hewan qurban pada tanggal 10 Dzulhijjah (pada idul adha).

Tasyrik                          : hari yang diharamkan berpuasa dan disunahkan menyembelih hewan qurban pada hari ke 11,12 dan 13 Dzulhijjah.

 

BAB III MUAMALAH

البيع                                 : memberikan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu atau tukar menukar sesuatu.

Ba’i’                              : jual beli , transaksi antara penjual dan pembeli.

Jual beli                         : tukar menukar barang dengan uang atau barang dengan barang lain disertai ijab, qabul dengan syarat dan rukun tertentu.

Jual beli mabrur             : jual-beli yang terhindar dari usaha tipumenipu dan merugikan orang lain.

Aqidain                         : penjual dan pembeli.

Ma’qud alaih                 : barang yang diperjual belikan.

Akad                             : perjanjian yang dilakukan oleh dua pihakatau lebih, danpihak-pihak tersebut terikat dengan isis perjanjian yang sudah disepakati, seperti dalam nikah dan jual beli.

Ijab                                : ucapan penyerahan dalam suatu akad.

Kabul                            : ucapan penerimaan dalam suatu akad.

Ba’i Fasidah                  : jual beli terlarang.

Jual beli ijon                  : jual beli hasil tanaman yang masih belum nyata buahnya ataupun belum ada isinya.

Gharar                           : penipuan oleh salah satu pihakyang mengakibatkan kerugian atas pihak lain dalam transaksi sehingga dilarang oleh Islam.

Khiyar                           : hak memilih bagi penjual atau pembeli untuk meneruskan akad jual beli atau membatalkannya.

Khiyar Majlis                : khiyar yang berlangsung selama penjual dan pembeli masih berada di tempat jual beli.

Khiyar syarat                : hak penjual atau pembeli untuk melanjutkan atau membatalkan transaksi jual beli sela masih dalam masa tenggang yang disepakati.

Khiyar ‘Aibi (cacat)      : pembeli mempunyai hak pilih untuk membatalkan akad jual beli atau meneruskannya karena terdapat cacat.

Khiyar Ru’yah              : hak bagi pembeli untuk meneruskan jual beli atau membatalkannya, karena obyek yang dibeli belum dilihat ketika akad berlangsung.

Qirad                             : pemberian modal dari seseorang kepada orang lain untuk dijadikan modal usaha, dengan harapan memperoleh keuntungan yang akan dibagi sesuai dengan perjanjian.

Malik                             : pemilik modal.

Amil                              : pengelola modal

Maal                              : ada modal usaha.

Amanah                        : sikap jiwa yang menuntut seseorang melaksanakan tugasnya dengan tulus dan benar; sifat yang dapat dipercaya.

Bank syari’ah                : bank yang kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip syariah/ hukum Islam.

Modal                           : uang yang dipakai sebagai pokok untuk berdagang atau usaha yang menambah keuntungan.

 

BAB IV RIBA

Riba                              : pertambahan atau kelebihan.

Riba fadhli                    : tukar menukar dua buah barang yang sama jenisnya, namun tidak sama ukurannya.

Riba Qardhi                  : meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan dari orang yang menghutangi.

Riba yad                       : pengambilan keuntungan dari proses jual beli dimana sebelum terjadi serah terima barang antara penjual dan pembeli sudah berpisah.

Riba Nasiah                  : tukar menukar dua barang yang sejenis maupun tidak sejenis atau jual beli yang pembayarannya disyaratkan lebih oleh penjual dengan dilambatkan.

Syubhat                         : belum jelas halal atau haramnya bunga bank.

 

BAB V ARIYAH DAN WADIAH

Ariyah                           : benda yang diberikan dari orang lain dan suatuwaktu dapat diambil kembali.

Mu’iir                            : orang yang meminjami.

Musta’iir                       : orang yang meminjam.

Musta’aar                      : barang yang akan dipinjam.

Ariyah Mutlak              : pinjam meminjam barang yang dalam akadnya tidak dijelaskan persyaratan apapun atau tidak dijelaskan penggunaannya.

Ariyah muqayyad         : meminjamkan suatu barang yang dibatasi dari segi waktu dan kemanfaatannya.

Wadiah                         : menitipkan sesuatu barang kepada orang lain dengan maksud dipelihara dan dirawat sebagaimana mestinya.

Al Mudi’                       : orang yang menitipkan.

Al Muda’                      : orang yang dititip.

Wadiah                         : barang titipan

Qimah                           : harga

Sharih                            : jelas

Kinayah                        : sindiran

 

DAFTAR PUSTAKA

Aris Adi Leksono, 2019, Fikih KMA 183, Jakarta : Kementrian Agama.